perangkat keras merupakan piranti yang cukup kasar. Penggunaan piranti memerlukan kegiatan yang cukup rumit sehingga dengan membebankan kerumitan iti pada penggerak piranti, sistem operasi tidak perlu terjun ke dalam kerumitan itu. Setiap penggerak piranti memiliki register untuk mencatat data serta melalui bus, penggerak piranti berhubungan dengan prosesor. Dengan register tersebut, penggerak piranti memonitor status piranti, mengendalikan pengendali piranti pada motor, melaksanakan pemeriksaan data serta mengetahui format data dari piranti. Selanjutnya, penggerak diperlukan untuk mengubah perintah prosesor ke dalam pulsa listrik yang sepadan untuk diterapkan kepiranti. Sebaliknya, penggerak piranti juga mengubah informasi tentang status piranti ke dalam bentuk yang dapat dipahami oleh prosesor. Dengan demikian, penggerak piranti menggerakkan piranti secara elektronika. Pada piranti perekam berbentuk disk atau disket, penggerak piranti mengatur pemutaran disk atau disket itu melalui motor listrik serta mengatur pula gerakan head tulis baca (read write head) pada disk atau disket itu. Pada pencetak, penggerak piranti melaksanakan gerakan head cetak sesuai dengan arah yang ditentukan. Dan demikian seterusnya, penggerak piranti menggerakan piranti peripheral yang bersangkutan dengan penggerak piranti itu. Setelah piranti itu digerakan oleh penggerak piranti, maka kerja piranti itu selanjutnya perlu diatur melalui suatu pengendali atau subrutin. Salah satu cara pengaturan adalah dengan melalui sebuah protocol transfer data pengendali. Protocol ini dikenal juga sebagai programmed data transfer protocol. Sesuai dengan namanya, pada protokol ini, transfer data diatur oleh pengendali. Pada saat data akan ditransfer dari prosesor kepiranti atau dari piranti ke prosesor, pengendali membuat sehingga semua permohonan interupsi diabaikan. Setelah itu, transfer data dilaksanakan. Dengan demikian, pada protocol tersebut, tidak dapat mengenal interupsi melalui permintaan. Sekali transfer data dilaksanakan, maka pelaksanaan akan berlangsung sampai selesai, kecuali tentunya kalau muncul interupsi dan jenis interupsi yang tak terabaikan. Protokol transfer data pengendali ini sering memanfaatkan pustaka (library) dan spool (simultameous peripheral operation on line). Pada pustaka, dapat dilakukan pemanggilan rutin masukan keluaran tertentu dan bahkan dapat mengatur format masukan keluaran itu. Pada spool, dapat dilakukan pengaturan piranti yang tak dapat dipakai bersama yakni piranti seperti pencetak atau panel kunci ketik. Protokol transfer data pengendali dengan interupsi. Protokol ini juga dikenal dengan nama programmed interrupt data transfer protocol. Sesuai dengan namanya, protocol ini masih mengenal interupsi melalui permintaan. Dengan demikian, setiap terjadi interupsi, maka interupsi itu dilayani. Pada saat itu, transfer data terputus, untuk kemudian dilanjutkan lagi setelah interupsi selesai. Selama tiada interupsi, maka transfer data dapat terus....
NEXT READ 》》 input output pada komputer halaman 3